Kamis, 01 Mei 2008

Alasan Kenapa Kita Tidak Boleh Membenci Juventus

LOGO JUVENTUSSoccerlens memuat tulisan menarik tentang bagaimana kita harus tidak bisa membenci Juventus. Berikut alasannya:

1> Manajemen Juventus telah berubah total semenjak Calciopoli

Semenjak Calciopoli, Luciano Moggi dan Antonio Giraudo sudah angkat kaki. Begitu juga dengan para pemainnya. Yang tidak loyal sudah pada pergi. Mereka dijual, Juventus mendapatkan uang banyak, dan kini, pemainnya adalah pemain loyal Juventus ditambah pemain baru yang bagus-bagus hasil dari penjualan pemain tidak loyal.

2> Alessandro Del Piero masih punya gigi biarpun uzur dan tidak benar setengahnya adalah singa tua

Alessandro Del Piero terbukti telah menjadi striker terbaik di Serie A. Pavel Nedved, Hasan Salihamidzic pun begitu. Biarpun tua, tapi tetap saja giginya bertaring tajam.


3> Juve tidak pernah curang lagi!

Soal ini, rasanya bisa dimengerti kalau semenjak kembali ke Serie A, tidak pernah ada pinalti di akhir-akhir pertandingan buat Juventus.

4> Claudio Ranieri adalah manajer terbaik

Claudio Ranieri memang tidak terkenal dibanding Mancini yang selalu jadi bahan berita. Ketika di Chelsea pun, Claudio Ranieri kurang mendapat sorotan dibanding Arsene Wenger dan Alex Ferguson. Begitu pun di Valencia. Tapi, ketika dia kembali ketanah asalnya, Italia, dia mampu membawa Parma menjadi petarung yang tangguh di UEFA Cup. Begitu pula dengan kemampuannya mengasah seorang pemain bernama Giuseppe Rossi menjadi mutiara yang mengkilau.

trezeguet sisoko celeb

5> Sangat salah kalau Juve payah di Serie B, Juve Bahkan membantai semuanya!

Semua orang berpikir bahwa Juve payah di Serie B. Itu hanyalah mitos yang dibuat oleh Juve-haters, fans Torino. Juve justru mengkontrol semua permainan hingga akhir musim, bahkan dengan masih dikurangi 9 poin dan skuad yang berkurang setelah ditinggal pemain topnya. Makan itu Torino!

2 comments:

  1. Athos, 18. April 2008, 21:19

    Soal Ranieri, dilihat dari rekor kepelatihannya Ranieri memang dikenal sebagai pelatih yang bisa membangun pondasi tim. Tapi tidak untuk menjadi juara. Contohnya, ketika dia melatih di Valencia. Di ranah Spanyol, Ranieri mampu membangun pondasi kekuatan Valencia, menjadi tim yang disegani. Tak heran, sebagai penerusnya Hector Cuper berterus terang, Ranieri yang mempunyai jasa membangun tim ini. Kedua, ketika melatih Chelsea, Ranieri juga mampu membentuk kekuatan Chelsea. Keputusannya membeli Lampard dari West Ham dinilai sebagai pembelian terbaik. Sayangnya, meski Abramovich sudah menggelontorkan segepok uang, prestasi terbaik pun enggan mampir di Stamford Bridge.

    Di Italia sendiri, nama Ranieri baru berkibar ketika membesut Fiorentina. Salah satu prestasinya adalah membawa Fiorentina juara Coppa Italia.

    Mungkin, latar belakang inilah manajemen Juve menggaet Ranieri. Pertanyaannya, apakah selepas membawa Juve di posisi 3, Ranieri bakal ditendang? Fakta Deschamp, bisa jadikan referensi atas dugaan ini…

  2. adi wirasta, 20. April 2008, 15:18

    @Athos:

    “Pertanyaannya, apakah selepas membawa Juve di posisi 3, Ranieri bakal ditendang?”

    –> rasanya sih aman-aman aja tuh. belum ada gelagat dari manajemen juve mau nendang ranieri.

Write a comment: